31 Oktober 2025
GoTo Mencatatkan Laba

Perusahaan teknologi pemilik aplikasi Gojek, yakni GoTo Group, membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 4,7 triliun untuk triwulan III-2025 atau meningkat 21 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. Perusahaan juga mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan pertama kalinya sebesar Rp 62 miliar.

GoTo Group merilis laporan kinerja triwulan III-2025 di Jakarta, Rabu (29/10/2025). Perusahaan menaikkan proyeksi laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan sampai akhir 2025 ke kisaran Rp 1,8 — Rp 1,9 triliun. Proyeksi sebelumnya adalah Rp 1,4 hingga Rp 1,6 triliun.

Mengutip The Business Times, pencapaian kinerja triwulan III-2025 yang positif itu disumbang oleh segmen jasa keuangan. Pendapatan segmen ini naik 55 persen menjadi Rp 1,5 triliun. Kenaikan ini didorong oleh ekspansi kredit konsumen dan pertumbuhan transaksi pembayaran yang stabil.

GoPay, salah satu produk terkenal dari segmen jasa keuangan GoTo Group, membukukan transaksi melampaui Rp 500 juta untuk pertama kalinya pada September 2025.

Presiden GoTo Financial, Sudhanshu Raheja, mengatakan, segmen jasa keuangan GoTo Group ini berupaya menyesuaikan layanan dengan masyarakat di luar Jakarta dan ekosistem Gojek. Pada Juli 2023, GoTo Group meluncurkan aplikasi pembayaran terpisah GoPay, tidak lagi menyatu di dalam aplikasi Gojek. Langkah ini memungkinkan perusahaan melayani pasar di luar kota besar.

Operator taksi asal Vietnam, Green SM, dan GoTo Grup mengumumkan peluncuran layanan GoGreen SM di aplikasi Gojek.

Aplikasi terpisah juga memungkinkan perusahaan masuk ke kota-kota kecil dengan menawarkan promo transfer gratis dan biaya pembayaran tagihan yang lebih rendah. Strategi ini menyasar orang-orang yang belum menjadi pengguna Gojek dan memiliki kendala transfer dan membayar tagihan.

Nilai transaksi bruto untuk segmen layanan keuangan GoTo Group naik 30 persen year-on-year menjadi Rp 170 triliun rupiah. Dia menolak membeberkan seberapa besar pertumbuhan transaksi GoPay di kota-kota kecil.

GoTo Group memegang 22 persen saham di Bank Jago. Hal ini memungkinkan pengguna GoPay untuk mengakses layanan perbankan melalui aplikasi.

“Semuanya ada di dalam aplikasi GoPay. Semua fungsi yang kami kerjakan dengan mitra mana pun tersedia di dalam aplikasi. Mereka tidak perlu pergi ke mana pun,” kata dia.

Pendapatan layanan on-demand GoTo, termasuk pengiriman makanan dan pemesanan transportasi, mencapai Rp 3,2 triliun rupiah pada triwulan III-2025 atau meningkat 10 persen dibandingkan periode yang sama 2024. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan pendapatan iklan dan belanja insentif yang disiplin.

GoTo Group mencatatkan arus kas bebas yang disesuaikan senilai Rp 247 miliar. Ini mencerminkan penguatan kinerja operasional dan keuangan.

Sejumlah donatur Universitas Paramadina menghadiri peresmian kampus baru di Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (27/8/2025). Tampak Direktur Utama PT Djarum Victor Hartono (kedua dari kiri), Direktur Utama GoTo Patrick Walujo (paling kanan), Corporate Secretary & Communication Triputra Group Aminuddin Nurdin (kedua dari kanan), Managing Director Sinar Mas Periode 2000-2021 dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Periode 2021-2023 Gandi Sulistiyanto (ketiga dari kiri), dan Presiden Komisaris PT Astra Intl Tbk Prijono Sugiarto (paling kiri).

Imbalan jasa perdagangan secara elektronik atau e-dagang yang diterima GoTo Group dari PT Tokopedia mencapai Rp 211 miliar pada triwulan III-2025. Perusahaan mempertahankan posisi kas dan neraca senilai Rp 18 triliun dalam bentuk kas, setara kas, dan deposito jangka pendek per 30 September 2025.

Direktur Utama GoTo Group, Patrick Walujo, dalam keterangan tertulis yang disebar ke media nasional, mengatakan, perusahaan terus mencatatkan pertumbuhan sekaligus meningkatkan profit. Upaya ini sejalan dengan fokus memberikan solusi yang konsisten, menyenangkan dan hemat biaya bagi konsumen sembari memaksimalkan penghasilan mitra pengemudi dan mitra pedagang.

Pesaing GoTo Group, yaitu Grab Holdings Limited (Grab) belum merilis laporan kinerja keuangan triwulan III-2025. Rencananya, Grab akan mengumumkan pada Senin (3/11/2025).

Pada triwulan II-2025, Grab membukukan kenaikan pendapatan 23 persen menjadi 819 juta dollar AS. Pencapaian ini melampaui ekspektasi analis yang datanya dihimpun Bloomberg. EBITDA yang disesuaikan mencapai 109 juta dollar AS, atau masih sesuai proyeksi analis.

Grab menghadapi persaingan ketat dari para pesaing seperti GoTo Group dari Indonesia. Kedua pemimpin industri ini telah menjajaki kombinasi untuk mengurangi tekanan biaya dan harga.

Mengutip Bloomberg, Grab juga terus menambah jumlah pengguna seiring dengan semakin banyaknya konsumen di Asia Tenggara yang mengadopsi layanan internet. Pengguna bulanannya bertambah sekitar 2 juta orang pada triwulan itu berkat perluasan penawaran produknya untuk mencakup lebih banyak pilihan yang terjangkau dan premium. Dengan demikian, total penggunanya menjadi berjumlah 46 juta orang.

Pengemudi ojek daring menunggu penumpang yang telah memesan jasanya melalui aplikasi di Halte Stasiun Palmerah, Jakarta, saat jam masuk kerja, rabu (2/7/2025). Pemerintah berencana menaikkan tarif jasa angkutan daring roda dua sebesar 8-15 persen, berdasarkan tiga zonasi yang akan ditetapkan.

Grab, yang didukung oleh Uber Technologies Inc, juga mengandalkan inisiatif-inisiatif baru di berbagai bidang. Misalnya, keuangan digital dan teknologi kendaraan otonom.

Chief Financial Officer Grab, Peter Oey, mengatakan, perusahaan mengumumkan serangkaian produk baru untuk meningkatkan belanja pengguna pada April 2025. Sebagai contoh, akun keluarga, pesanan pengiriman makanan secara gabungan, dan kupon makan di restoran. Inisiatif tersebut diklaim telah menghasilkan pertumbuhan yang signifikan.

Di Indonesia, GoTo Group dan Grab bersama perusahaan aplikasi ride hailing lainnya tengah menghadapi tuntutan agar mengakui pengemudi transportasi daring sebagai pekerja, bukan sebagai mitra lagi. Pemerintah Indonesia juga berencana mengeluarkan peraturan presiden tentang perlindungan pengemudi transportasi daring untuk memberikan kejelasan status pengemudi.

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, salah satu yang menuntut pengakuan status pengemudi sebagai pekerja, mengatakan, hubungan pengemudi dengan para perusahaan platform ride hailing itu adalah hubungan kerja karena ada unsur pekerjaan, upah dan perintah. Platform juga sanksi ke pengemudi jika tidak melaksanakan perintah dalam menjalankan pekerjaan pengantaran.

Refrensi:

https://www.cnbcindonesia.com/market/20251029183523-17-680477/rilis-lapkeu-q3-pertama-kali-goto-cetak-laba-per-september-2025

https://www.kompas.id/artikel/goto-bukukan-pertama-kali-laba-sebelum-pajak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *